Pagi yang sangat segar dan cerah, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Mela yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.
Aku baru saja selesai mandi dan berniat minum teh diteras rumah sambil menghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Mela tengah asik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah.
Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Mela nampak serius memperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Neni, Hendra ataupun Tina pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.
Aku kembali memperhatikan tante Mela yg membelakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus meskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun terbalut celana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri seperti tante Neni ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Mela terhuyung lemah ingin tersungkur. Dengan cepat aku meloncat dan memegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, meninggalkan sisa lamunan cabulku.
Kurangkul tubuhnya yg mulus dan terlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, seraya memapah tubuh tante Mela. “Kepalaku terasa pusing Roy” jawab tante Mela lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa merangkulmu Mela” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu merangkul tubuh si angkuh trsebut.
Setelah berada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Mela disofa ruang tamu. Dengan menarik nafas tante Mela duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dengn segelas air hangat dan mnghampiri tante Mela yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil menyerahkan gelas berisi air hangat yg kubawa. Tante Mela pun meminum air hangat yg kuberikan. “Makasih ya Roy” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.
“Kepalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Mela hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Mela prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dengan prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, kenapa tante Roy!?” tanya Tina yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kepalanya pusing Tin!” jawabku. ” Terlalu capek kali!? ” ujar Tina sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Roy” jelas tante Mela dengan mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya bersamaan dengan rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Mela trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dengannya.
“Masuk angin kali tan, dahinya agak anget nih!? ” jelasku, berupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mengerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dengan penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Mela balik brtanya. Membuat hatiku trasa berdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dengan cepat, takut tante Mela berubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Mela. Membuat hatiku berdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya.
Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.
Setelah berada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Mela pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Mela. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Mela yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia melepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Sehingga tante Mela kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan celana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Mela membuka bajunya. Hingga membangunkan kejantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.
Dengan prasaan yg tak menentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mengusap ..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dengan hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dengan minyak gosok. Dan jemarikupun menari membentuk garis dipunggung tante Mela.
Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dengan bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Mela hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Roy!? ” pintanya masih dengan mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Tina tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah teman dulu ya!?” ujar Tina berpamitan seraya matanya melirik kearahku. “Iya Tin… ” balas tante Mela tanpa berpaling kearahnya. Kemudian scara perlahan Tina mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.
Jari tanganku mulai nakal terhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Mela terkadang brusaha mnghalanginya, dengan merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Roy!? ” ucap tante Mela stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Mela malah melepaskan branya sehingga kini payudaranya nampak polos tanpa pelindung lagi.Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut.
“Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Mela tak lagi mnutupit buah dadanya dengan kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas seluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.“Memang dah selesai ngeriknya Roy!?” tegur tante Mela mengingatkanku. Membuat aku segera melanjutkan perkerjaanku yg tertunda sesaat.
Hampir seluruh bagian belakang tubuh tante Mela telah kukerik dan berwarna merah bergaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dengan clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.
Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dengan perlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Mela mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Roy!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.
Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Mela skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci seluruh tanganku hingga benar benar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dengan keadaan sparuh bugil.
Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan berisi nampak membusung besar didadanya, dengan puting yg brwarna merah pinky. “Ayo Roy, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Mela sambil meremas salah satu payudaranya hingga putingnya menonjol kearahku. Akupun mendekat menghampirinya dengan perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mengeras kencang dibalik celanaku.
Akupun tak mnunggu lebih lama, segeraku remasi payudaranya yg menantang. Tante Mela brgelinjang saat telapak tanganku mendarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Roy trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar meremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mengeras.
” Iya,.., ayo diisep Roy.., aaaayooo “pinta tante Mela dengan nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Mela seraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dengan puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Mela smakin mndesah tak karuan.
Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Mela. Hingga jari jariku trasa menyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Mela mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aaawww…” jerit kecil tante Mela saat telunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.
Cukup lama jari telunjukku kluar masuk didalam memek tante Mela, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Mela menahan gerakan tanganku dan mminta menyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Rooyy.., aaachh” rintih tante Mela. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.
“Buka pakaianmu dong, Roy!!” seru tante Mela sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.
Dengan senyum manis kearahku, tante Mela mendekat dan brjongkok tepat didepan selangkanganku. “Aaww, gede banget..!!” seru tante Mela seraya telapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dengan tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kepala tante.
Mela, meremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Mela smakin liar, sbentar mengulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Neni. Trkadang dia menjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.
Entah brapa lama tante Mela mngemut, mnjilat dan mengulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aku juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Mela mandi dengan air maniku.
Tante Mela sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih berdiri tegak. Kemudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun berjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Mela trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg berwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan menjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Mela saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya.
“Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil meremas dan menjambaki rambut dikepalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaaa…, enaaakkkk,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Mela tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lubang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dengan air mazinya dan air liurku.
“Aughh…..” suara tante Mela sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Mela lirih. ” Udahhh…, Roy…, udddaah Faadd ” rengek tante Mela seraya mndorong kpalaku dengan kakinya yg trkulai lemas dibahuku.
Akupun melepaskan isapan mulutku pada itil tante Mela dan bangkit brdiri dihadapannya dengan kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Mela agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.
Tante Mela naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Mela mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Mela ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dengan mmegangi pinggulnya membantu bokongnya turun naik.
” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Rooyy “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Mela tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.
” Aauwww, aku ga tahan ne Rooyy,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Mela sraya mnggerakan bokongnya dengan cepat. Aku pun membalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Mela sambil menekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang menahan tekanan bokong tante Mela. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi membendung cairan kental dari dalam kontolku. Kami pun saling berpelukan dengan erat beberapa saat dengan bercampur peluh masing masing.
Setelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dengan malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dengan peluh syurga.
Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Mela.
0 comments:
Post a Comment