Makin Panas! Sri Mulyani Bakal Turun Tangan Urus Anggaran "Aneh" DKI Jakarta!
Waduh, makin serem nih!
Usai viralnya anggaran Rp 82 miliar untuk kebutuhan lem di Pemprov DKI Jakarta, kini mau tidak mau netizen ramai-ramai menyoroti Sitem e-Budgeting Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bagaimana tidak, dalam beberapa hari kebelakang, beberapa anggaran 'aneh' muncul usai lem aibon viral, mulai dari kertas hingga ballpoint yang nilainya sangat fantastis!
Kemunculan demi kemunculan anggaran tak wajar ini lantas membuat Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati atau biasa disapa Sri Mulyani dikabarkan akan menggandeng kementrian terkait untuk meningkatkan kualitas dari APBD.
Dilansir dari detikcom, Sabtu (2/11/2019), salah satu kementrian yang akan digandeng oleh Sri Mulyani adalah Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri), kementrian ini dipercaya sangat cocok sebagai debut untuk meningkatkan kualitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Kita nanti akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri di dalam meningkatkan kualitas dari APBD tentunya, katanya di Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Lebih lanjut Sri Mulyani juga menambahkan jika, berbagai hal nantinya akan dikoordinasikan untuk menunjang peningkatan tersebut.
Dan berbagai hal nanti akan kita koordinasikan bersama, tambahnya.
Anies sebut sistem yang salah!
Viralnya anggaran lem bermilyar-milyar itu tanpa menunggu lama juga turut menyeret Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berkomentar, menurutnya masalah itu sebenarnya sudah menahun alias terjadi selama bertahun-tahun. Dan letak masalahnya ada pada sistemnya.
Bahkan Anies tak sungkan menyebut bila, dia merasa mendapat warisan (masalah) dari era gubernur sebelumnya.
Ini problem muncul tiap tahun. Maka yang kita koreksi adalah sistem nya. Sistem masih manual pengecekan manual maka ada puluhan ribu item. Saya kerjakan satu-satu kemarin. Tapi saya tidak berpanggung, ucap Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Anies menilai meski sekarang sistemnya digitalisasi, tapi tetap kurang smart alias untuk melakukan pengecekan harus manual alias satu-satu. Dampaknya, tetap ada beberapa pegawai yang teledor setiap tahunnnya.
0 comments:
Post a Comment