Klimaks ketika berhubungan seks itu mirip
dengan kapasitor listrik, membangun gairah sampai batas tembak
tercapai. Berhenti, lalu kembali lagi ke dasar, dan akan mulai lagi dari
awal. Itu istilah sederhana yang terdengar rumit. Namun juga akan
terdengar rumit lagi ketika membicarakan klimaks yang dirasakan oleh
wanita. Seperti apakah itu?
Tahap 1. Ia bangkit.
Tubuhnya mulai melumasi saluran vagina
dan juga labia bagian dalam. Otak memerintahkan pelepasan kimia
vasoaktif peptida usus, yang meningkatkan aliran darah ke daerah
panggul, pembengkakan labia dalam dan luar, dan menyebabkan ia merasakan
ketegangan seksual.
Tahap 2. Tubuhnya membuka.
Bagian-bagian otak yang memproses rasa
takut dan kecemasan mulai bersantai, ujung rahim naik, membuat Miss V
lebih panjang. Klitoris membengkak, seperti halnya jaringan spons
sekitar uretra, yang membuat beberapa wanita seolah-olah merasa ingin
buang air kecil saat terangsang. Menyentuh klitorisnya akan membuatnya
menginginkan rangsangan langsung, dan semakin bergairah.
Tahap 3. Tanda vitalnya meningkat.
Detak jantung dan pernapasan semakin
cepat, sehingga memompa lebih banyak darah ke ekstrim, warna labia
semakin gelap, dan klitoris semakin sensitif, meluas, membesar penuh,
menunggu kontak dengan penis. Dengan stimulasi stabil dan lambat akan
membantu tubuhnya ke arah ambang klimaks. Semakin banyak yang
dirasakannya, makan akan semakin meresponlah ia.
Tahap 4. Mendekati ambang batas.
Sadar bagian dari otaknya, lalu tenggelam
dalam neuro-transmitter, dan memasuki keadaan seperti kerasukan.
Sebelum klimaks, alam bawah sadar yang menangani hal-hal seperti
pernapasan dan detak jantung memberi sinyal saraf pada vagina untuk
memulai kontraksi otot. Meski hanya sepertiga bagian luar Miss V yang
terkena Miss P, tetapi gairah bisa memudar dan akan kembali ke tahap 1
jika stimulasi berhenti atau berubah.
Tahap 5. Mencapai orgasme.
Tahap dengan kontraksi ritmik atau
sporadis dalam Miss V, rahim, dan orgasme anus biasanya berlangsung 10 –
60 detik. Pada titik ini, beberapa wanita lebih memilih rangsangan
lebih intens yang cocok untuk respons orgasmik mereka. Kimia oksitosin
dilepaskan dalam otak, mendorong perasaan kedekatan. Menurut beberapa
penelitian, inilah mengapa si wanita ingin berpelukan setelah
berhubungan seks.
Tahap 6. Masa istirahat.
Tidak seperti pria, beberapa wanita bisa
mengalami beberapa klimaks tanpa mengalami periode mereda setelah
masing-masing klimaks. Tanpa stimulasi, mereka akan kembali ke tingkat
dasar. Kontraksi berhenti, rahim turun, dan klitoris kembali ke
bentuknya. Denyut jantung dan pernapasan melambat, dan aliran darah
kembali normal. Klitoris bisa jadi terlalu sensitif jika langsung
terkena stimulasi, tetapi bagian tubuh lainnya ingin diperhatikan.
0 comments:
Post a Comment