Tak Hanya Wanita Menopause, Pria Juga Bisa, Berikut Gejalanya! |
Selain wanita, "menopause" juga ternyata bisa dialami oleh pria. Kondisi ini disebut sebagai andropause, yaitu penurunan produksi hormon seks atau testosteron pada tubuh, sama halnya dengan menopause pada wanita. Sebenarnya, penggunaan istilah menopause bagi pria ini hanya digunakan untuk mempermudah penggambaran, dan bukan merupakan suatu diagnosis pasti.
sekumpulan gejala, tanda, dan keluhan pada pria yang mirip menopause pada wanita. Meski begitu, tanda yang muncul saat seorang pria memasuki masa “menopause”, berbeda dari wanita. Bedanya dengan menopause wanita, andropause pada pria biasanya terjadi dalam waktu yang cukup lambat. Diketahui, seiring bertambahnya usia, pria dan wanita sama-sama akan mengalami penurunan produksi hormon seks di tubuh.
Memasuki usia menopause, wanita biasanya akan kehilangan kemampuannya untuk bereproduksi. Namun tidak demikian halnya dengan para pria, meski produksi testosteron menurun, produksi sperma tidak akan berhenti.
Sebaliknya produksi sel telur pada wanita akan benar-benar terhenti saat memasuki usia menopause. Ada banyak gejala yang akan muncul saat seorang pria mengalami penurunan produksi testosteron, baik itu secara fisik, mental, maupun seksual. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut tanda atau gejala menopause pada pria yang bisa dikenali.
Sebaliknya produksi sel telur pada wanita akan benar-benar terhenti saat memasuki usia menopause. Ada banyak gejala yang akan muncul saat seorang pria mengalami penurunan produksi testosteron, baik itu secara fisik, mental, maupun seksual. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut tanda atau gejala menopause pada pria yang bisa dikenali.
Perubahan fungsi seksual
Gejala ini ditandai dengan berkurangnya hasrat seksual, disfungsi ereksi, ereksi spontan yang lebih sedikit seperti saat tidur dan infertilitas/mandul. Testis juga mungkin akan menjadi lebih kecil.
Gejala ini ditandai dengan berkurangnya hasrat seksual, disfungsi ereksi, ereksi spontan yang lebih sedikit seperti saat tidur dan infertilitas/mandul. Testis juga mungkin akan menjadi lebih kecil.
Perubahan pola tidur
Terkadang testosteron rendah menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia, atau kantuk yang meningkat.
Perubahan fisik
Berbagai perubahan fisik mungkin saja terjadi, termasuk peningkatan lemak tubuh, berkurangnya massa dan kekuatan otot, dan penurunan kepadatan tulang. Selain itu, sering lemas, payudara yang bengkak atau lunak (ginekomastia) dan kerontokan rambut juga mungkin terjadi.
Perubahan emosional
Testosteron rendah dapat berkontribusi pada penurunan motivasi dan kepercayaan diri.
Rasa sedih, tertekan, kesulitan berkonsentrasi atau mengingat berbagai hal dapat terjadi akibat menopause pada pria ini.
Berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi ini, memang bukan hal mudah. Namun, langkah inilah yang paling efektif untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Oleh kaerena itu, para pria tidak usah lagi malu untuk berkonsultasi, jika dirasa tanda atau gejala andropause tersebut sedang dialami.
Terkadang testosteron rendah menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia, atau kantuk yang meningkat.
Perubahan fisik
Berbagai perubahan fisik mungkin saja terjadi, termasuk peningkatan lemak tubuh, berkurangnya massa dan kekuatan otot, dan penurunan kepadatan tulang. Selain itu, sering lemas, payudara yang bengkak atau lunak (ginekomastia) dan kerontokan rambut juga mungkin terjadi.
Perubahan emosional
Testosteron rendah dapat berkontribusi pada penurunan motivasi dan kepercayaan diri.
Rasa sedih, tertekan, kesulitan berkonsentrasi atau mengingat berbagai hal dapat terjadi akibat menopause pada pria ini.
Berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi ini, memang bukan hal mudah. Namun, langkah inilah yang paling efektif untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Oleh kaerena itu, para pria tidak usah lagi malu untuk berkonsultasi, jika dirasa tanda atau gejala andropause tersebut sedang dialami.
0 comments:
Post a Comment