Awalnya Ingin Menggoda Anaknya, Akhirnya Meniduri Ibunya
Di kantor saya ada seorang penjual kue yang sudah cukup matang (STW) berparas cantik dan memiliki bentuk tubuh yang cukup terawat. Sebut saja bu “N”. Statusnya adalah janda dengan 2 anak perempuan. Kebetulan saya kenal dengan salah satu anaknya (anak sulungnya) yang bekerja juga dikantor saya sebut saja Miss D dan nubie cukup akrab dengan dia. Menjelang akhir tahun 2012, anak ibu N mengundurkan diri dari pekerjaannya, dengan alasan yang tidak saya ketahui. Beberapa kali saya coba bertanya kepada teman-teman saya tentang kabar dari miss D. Sampai ada seorang teman nubie yang memberikan informasi yang tidak nubie sangka-sangka. Berikut percakapan saya dengan Teman kantor saya: Saya : pak, bapak tau Miss D kan ?! kira-kira kabarnya sekarang gimana ya ? Teman : oooh iya, saya kenal, kenapa ? kangen yah sama goyangannya… hahahaha (saya kaget dan mencoba mengerti maksud dari perkataan teman saya) Saya : maksudnya apa si pak, ada-ada aja bapak ini. Saya ga pernah ngerasain goyanan Miss D. Teman : jangan pura-pura ah, masa belum pernah ngerasain Miss D.. Saya : bener pak belum pernah.. emang bapak pernah ?
Teman : ya ampun, ternyata beneran, kalo saya mah sering, bahkan sampe bosen. Tiap abis gajian pasti saya booking dia, bobo siang atau bahkan sampe nginep. Tapi kan bayaranya kalo nginep agak mahal, makanya saya seringnya main waktu siang aja. Dari percakapan itu nubie coba menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang miss D, karna saya masih tidak percaya sama kabar itu, saya coba cari tahu sendiri kebenaran kabar itu. Karna saya tidak punya nocan Miss D, saya coba tanya kepada ibu N. Agar tidak terkesan grasa-grusu, saya ajak ibu N ini untuk ngobrol-ngobrol santai dahulu sebelum mencapai tujuan utama saya. Dari obrolan santai, tidak tahu mengapa justru mengarah kepada obrolan yang agak pribadi. Disini ibu N mengeluarkan curahan hatinya kepada saya. Dia berkeluh kesah tentang kehidupannya, sampai saya tidak tega mendengar kisahnya itu. Bahkan saya sampai lupa tujuan utama saya, dan malah asik mendengar crita Ibu itu. Untuk menghibur ibu N, saya coba ajak ibu N untuk berkaraoke di *nul Vista (satu-satunya hiburan yang cukup dekat dengan kantor saya) siapa tau setelah nyanyi dia jadi sedikit terhibur. Jadilah kami berdua berkaraoke ria. Saat berkaraoke, Ibu N bercerita kalo dia pernah jadi biduan, dan suaranya memang terbilang lumayan (daripada suara saya).
Bahkan ibu N tidak segan-segan bergoyang didepan saya dan menggoda saya dengan goyagannya. Saya seorang laki-laki normal, tentu saja bereaksi dengan pemandangan tersebut. Saya coba dekatkan tubuh saya sambil bergoyang, dan ibu N pun memberi respon positif. Sampai tanpa sengaja tangannya menyentuh “kemaluan” saya, dan dia mengejek saya “iiih ada yang bangun ya… hihihi”. Saya antara malu dan penasaran mencoba tampil kalem dan hanya memberikan senyuman. Setelah kejadian itu, ibu N semakin gencar menggoda saya dengan goyangannya yang cukup erotis. Bahkan dia menempelkan bagian belakang bokongnya ke area kemaluan saya. Tentu saja saya semakin salah tingkah. saya coba tetap tenang dan tidak terlalu terbawa suasana. Semakin lama, goyangan ibu N ini semakin tidak terkendali, bahkan dia sampai duduk dipangkuan saya sampbil menggoyang-goyang pinggulnya.
Dalam hati nubir teriak, “owh shit, kayaknya ini harus dituntaskan dipembaringan”. Sebelum habis jam karaoke, saya ajak ibu N untuk makan dahulu karna saya tahu sedari tadi siang dia belum makan. Saat sedang makan saya coba menyinggung kegiatan saat sedang karaoke, dan ibu N hanya menjawab santai. “kenapa, kamu suka yah sama goyangan saya ?”. saya menanggapi dengan sedikit nyeleneh. “suka banget mbak, tapi sayang goyangnya masih terhalang kain”. Ibu N menanggapi “hmmm.. mau liat goyangan saya kalo lagi telanjang ya.. kapan ? tapi ada syaratnya, boleh liat tapi ga boleh disentuh yah..” Mendengar perkataan itu saya sontak kaget dan mencoba menegaskan kembali.
Ibu N mengatakan kalo itu untuk membalas kebaikan saya karena sudah mau mendengar curhatannya dan menghibur dirinya. Saya dengan cepat langsung mengajak ibu N ke Hotel B* (hotel sekitar pasar baru). Sudah terbayang dikepala saya bagaimana liuk tubuh ibu N saat bergoyang nanti. Sampai lokasi, buka kamar, dan saat yang dinanti tiba. Ibu N menyuruh saya untukk duduk di kursi yang ada disudut kamar, untuk lebih mendukung suasana, saya nyalakan chanell House music. Sambil diiringi dentuman musik, ibu N bergoyang layaknya penari profesional dan membuka pakaiannya satu persatu sampai akhirnya tidak ada satu pun pakaian yang menempel ditubuhnya. Saya hanya dapat menahan air liur melihat pemandangan itu, terlihat jelas lekuk tubuh seorang wanita dengan kulit yang bersih, ukuran buah dada yang besar, pinggul yang ideal, bongkahan pantat yang sekal dan selangkangan yang nampak bersih sekali dan tanpa bulu dengan vagina yang tembam.
Saat sedang asik melihat goyangannya, Ibu N menarik tangan saya, seeraya mengajak saya untuk ikut bergoyang. Ibu N secara perlahan membuka kancing saya satu demi persatu sambil berbisik manja “buka juga doooong, jangan curang ah”, kami berdua pun dalam keadaan bugil. Saya tarik tangan ibu N menuju kamar mandi, seraya mengajak bergoyang sambil ditemani guyuran air dan busa sabun. Saya dan ibu N saling mengusapkan sabun keseluruh bagian tubuh, tak terkecuali area sensitif. Dengan lembut tangan ibu N mengusap batang Penis saya, saya pun tidak mau ketinggalan untuk mengusap vagina dan memainkan klitoris ibu N. Ibu N pun mulai mengeluarkan suara-suara tanda merasakan kenikmatan, dan saya mulai merasakan cairan hangat keluar dari dalam vagina ibu N. Merasa cukup, kami berdua berbilas sampai tidak ada sisa sabun ditubuh kami dan menuju pembaringan. Dipembaringan, ibu N menyuruh saya untuk merebahkan tubuh, dan dengan sigap dia langsung mengulum penis saya. Saat hendak memasukkan kedalam mulutnya, dia berkomentar bahwa penis saya terlalu besar dan panjang jadi tidak bisa masukkan semua kedalam mulutnya.
Tapi dia tidak kehilangan akal, dia memainkan lidahnya mejilati seluruh bagian penis saya, kepala penis, batang, dan kantong penis saya habis dilumuri dengan air liurnya. Setelah puas memainkan lidahnya, kini giliran saya untuk mempermainkan vagina ibu N. Saya posisikan Ibu n telentang di Pinggir kasur, lalu saya jongkok ditepi kasur dan nampaklah sebongkah daging yang sangat indah dan menggoda. Saya jilati vagina itu dan sesekali saya masukkan lidah saya kedalamnya, dan menyedot klitorisnya. Tiba-tiba tangan ibu N menjambak lembut rambut saya dan menekan wajah saya kedalam vaginanya lalu dia melenguh hebat dan tubuhnya mulai menggelinjang tidak karuan. Setelah dirasa mulai tenang, saya mengarahkan kepala penis saya dan mulai menggesek-gesek kepala penis saya di depan liang vagina. saya coba menekan pinggul saya tapi tiba-tiba ibu N menjerit, sakit katanya.
Lalu saya coba lagi, namun dengan sangat perlahan dan ketika ¾ batang penis saya masuk, terasa ada sesuatu yang menahan kepala penis saya didalam vaginanya, rupanya penis saya sudah mencapai dinding rahim Ibu N, padahal belum semua masuk gumam hati saya. Pelan-pelan saya mulai lakukan gerakan maju mundur, dan terasa dinding vagina Ibu N yang meremas batang penis saya. Ada sensasi pijatan dan hisapan di dalam vagina ibu N. Sesekali saya naikkan tempo, dan saat itu pula Ibu N mendesah nikmat. Sampai Tiba-tiba ibu N menarik pinggul saya dan menekan kearah selangkangannya, tubuhnya menggelinjang hebat diiringi dengan desahan yang cukup keras.
Terasa ada remasan dan hisapan yang kuat di penis saya, lalu terasa ada aliran cairan yang hangat di dalam liang vagina. Saya kecup kening ibu N, dan dia menatap saya seraya berbisik “aku keluar sayang, kamu hebat dan pintar”. Lalu saya membalik badan Ibu N dan mengangkat pantatnya, dengan cepat saya masukkan penis saya, saya dorong perlahan, sedikit demi sedikit, sampai akhirnya kembali mentok. Lalu saya coba tekan lebih dalam dan Ibu N menjerit lagi.
Karena tidak tega, saya tidak paksakan seluruh penis saya untuk masuk kedalam liang vaginanya. Erangan-erangan kenikmatan ibu N membuat saya semakin bergairah, sesekali saya hentakkan penis saya ke dinding vagina ibu N, sampai akhirnya penis saya merakan kembali ada sensasi pijatan dan hisapan yang kuat di vagina ibu N, saya tida mau melewatkan kesempatan untuk dapat mencapai orgasme secara berbarengan. Saya naikkan tempo permainan, semakin cepat, semakin terasa sensasi itu, dan sampai saya merasakan ada sesuatu yang hendak menyembur dari dalam penis saya, saya naikkan lagi tempo permainan dan akhirnya…………………………………………………………………… kami berdua mengerang kenikmatan sambil saya beberapa kali menyemburkan cairan kenikmatan didalam vagina Ibu N yang terasa sangat hangat.
Terasa hisapan dan pijatan dinding vagina Ibu n semakin kuat seperti tidak mau melepaskan penis saya. Kami berpelukan erat dan berciuman dengan liarnya sampai tidak terasa cairan sperma saya menetes dari liang Ibu N dan tercecer di atas Kasur. Kegiatan itu kami lakukan berulang kali (seingat saya 3x), berbagai macam gaya kami coba untuk meraih kenikmatan dan sensasi yang berbeda. Karena waktu yang hampir habis kami pun bergegas untuk pulang kerumah masing-masing.
Kami sepakat akan mengulanginya lagi dilain waktu. Sampai saat ini komunikasi saya dan ibu N masih berjalan intensif. Dan sudah beberapa kali melakukan aktifitas seks dibeberapa tempat, dikantor, dikostan saya, di rumahnya, dan di hotel tentunya. Dan saya malah lupa akan tujuan awal saya, yaitu merasakan kenikmatan tubuh Miss D, mudah-mudahan saya bisa merasakan kenikmatan tubuh kedua-dua nya
0 comments:
Post a Comment